A.
Sejarah Singkat
Radya Pustaka
Radaya Pustaka berasal dari
kata Radya yang berarti negara dan pustaka yang berarti buku, jadi Radya
Pustaka artinya buku negara. Negara yang dimaksud disini ialah keraton,
sehingga Radya Pustaka ialah tempat untuk menghimpun buku-buku atau koleksi
pustaka dari keraton Kasunanan Surakarta.
Radya Pustaka didirikan oleh KRA Sosrodiningrat pada
tahun 1890, saat itu beliau merupakan seorang patih pada masa pemerintahan Paku
Buwana IX dan Paku Buwana X dengan koleksi benda-benda kraton dan naskah kraton.
Letak Radya Pustaka saat itu berada di Kepatihan, Surakarta. Namun saat itu
masyarakat sekitar kurang berminat untuk datang dan melihat-lihat koleksi
karena, karena masyarakat merasa sungkan jika harus datang ke Kepatihan dan
harus berbusana rapi. Lama kelamaan koleksi Radya Pustaka semakin banyak dan
meningkat, sehingga tempat di Kepatihan sudah tidak muat lagi untuk menampun
koleksi pustaka. Pada akhirnya, KRA Sosrodiningrat membeli sebuah rumah milik
orang Belanda di daerah Loji Kadipolo (saat ini Jalan Slamet Riyadi) dan Radya
Pustaka pun dipindahkan kesitu. Karena jumlah buku dan naskah-naskah kuna sudah
banyak, maka Sosrodiningrat memisahkan antara tempat koleksi naskah dengan
koleksi benda-benda kraton. Seiiring waktu, tempat koleksi buku dan naskah keraton
ini disebut dengan nama perpustakaan Radya Pustaka karena letaknya yang
bergabung dengan museum Radya Pustaka. Saat ini perpustakaan Radya Pustaka
terdbagi lagi menjadi 2, yakni perpustakaan khusus manuscript dan perpustakaan
buku umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar